14 Juni 2010

Pemisahan Menyulitkan Penumpang Busway

Senin, 14 Juni 2010 | 13:07 WIB
JAKARTA — Sejumlah kalangan menilai bahwa pemisahan penumpang pria dan wanita di halte bus transjakarta harus ditinjau. Pemisahan tersebut mengakibatkan banyak keluarga mengalami kesulitan karena anggotanya terpisah.

Hal itu, misalnya, tampak di Halte Bus Transjakarta Harmoni saat padat penumpang. Ketika di halte itu penumpang pria dan wanita tidak sama banyaknya, adik-kakak atau suaminya dan istrinya terpisah meski mereka menunggu bus yang sama. Pemisahan penumpang itu menimbulkan kekacauan. Seorang warga menilai penerapan aturan baru itu sangat merugikan.

"Saya dan istri saya mau pergi ke tempat yang sama harus terpisah bus karena istri saya lebih dulu. Aturan ini harus segera ditinjau," kata Wawan (35) yang menggunakan bus ke Cililitan, Minggu (13/6/2010).

Sementara Yani terpaksa terpisah dengan adik lelakinya yang pergi ke tujuan yang sama. "Ini merepotkan karena saya dan adik saya harus saling tunggu, apalagi jarak antara satu bus dan bus berikutnya tidak menentu. Ini sangat merugikan saya karena tidak semua pria pelaku pelecehan seksual," katanya.

Warga lainnya, Indri, menyatakan, berdesak-desakannya penumpang di halte busway sebagai dampak headway terlalu lama.

"Harusnya untuk memenuhi harapan masyarakat karena memang bus diperlukan, bus harus lebih cepat agar tidak terjadi antrean, bukan dipisah-pisah seperti sekarang. Sebab, yang jadi masalah, penumpang terlalu banyak, sedangkan sarana bus terlalu sedikit," katanya.

Peneliti Institut Studi Transportasi (Instran), Izzul Waro, menilai pemisahan penumpang busway itu menimbulkan masalah baru.

"Seharusnya Pemprov DKI segera memperbanyak sarana bus agar jalur tidak pernah kosong karena kebutuhan masyarakat memang sangat tinggi. Meski kadang-kadang halte bus seperti di Jalan Pemuda kosong, bukan berarti bus transjakarta tidak diperlukan di sana," katanya.

Menurut Izzul, seringnya jalur busway kosong menimbulkan permasalahan lain karena akhirnya jalur itu dimanfaatkan kendaraan yang terjebak kemacetan.

"Saya menilai pemisahan itu bukan solusi karena Indonesia bukan Timur Tengah dan tidak semuanya adalah pelaku pelecehan seksual. Jadi segera atasi headway agar kedatangan bus tidak terlalu lama dan tidak terjadi penumpukan penumpang," katanya.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin menegaskan, aturan pemisahan itu perlu ditinjau.

"Yang jadi masalah itu terkait banyaknya penumpukan penumpang sebagai dampak headway terlalu lama. Maka agar sarana transportasi itu bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, bus perlu segera ditambah," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono berjanji bahwa penambahan bus akan dilaksanakan akhir tahun 2010

Tidak ada komentar: